Kamis, Desember 03, 2009

Hari-hari terakhir Fatimah Az Zahra binti Rasulullah saw

Hari-hari terakhir Fatimah Az Zahra binti Rasulullah saw

Hari ini Fatimah a.s tampak dalam keadaan terbaik yang seharusnya setiap wanita seperti itu.
Fatimah a.s memegang Hasan a.s dan Husein a.s dan membasuh kepala mereka.
Lalu ia bertemu Imam Ali a.s dan berkata : “ Hai Abu Hasan, Jiwaku telah membisiku bahwa tak lama lagi aku akan berpisah denganmu.”Aku mempunyai wasiat yang telah kupendam dalam dadaku yang ingin aku wasiatkan padamu.

Ali a.s menjawab: “ Wasiatkanlah apa saja yang kau sukai, niscaya Kau dapati aku sebagai orang yang menepati dan melaksanakan semua yang Kau perintahkan padaku. Dan aku dahulukan urusanmu atas urusanku”.

Fatimah a.s mulai berkata : “ Abu Hasan, Engkau tidak pernah mendapatiku berdusta dan berkhianat”. Dan Aku tidak pernah menentangmu sejak Engkau menikah denganku.
Ali a.s menjawab: “ Aku berlindung kepada Allah, Engkau orang yang paling baik di sisi Allah, paling alim dan paling takwa”. Tidak wahai Fatimah, Engkau begitu mulia dan tidak pernah membantahku. Sungguh berat bagiku berpisah dan meninggalkanmu, tapi ini adalah hal yang harus terjadi. Demi Allah! Engkau mengulangi musibah Rasulullah Saww atasku. Sungguh besar kematianmu dan kepergianmu atasku. Kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali, Atas musibah yang sangat besar, sangat menyakitkan dan sangat menyedihkan.

Kemudian Ali a.s mengusap kepala Fatimah sambil menangis. Lalu Fatimah melanjutkan wasiatnya: “ Abu Hasan, jika aku telah meninggal,” mandikanlah aku, hunut-lah tubuhku dengan sisa hunuth yang telah di pakai oleh ayahku Rasulullah Saww, lalu kafanilah aku, Sholatilah aku dan jangan biarkan orang-orang yang memperlakukan aku secara kejam menghadiri jenazahku. Baik dari kalangan mereka maupun dari pengikut mereka.

Kemudian Fatimah berkata : “ Kuburlah aku diwaktu malam saat keheningan menyelimuti bumi dan mata terlelap dalam tidur, dan sembunyikanlah letak kuburanku.” Abu Hasan, Aku berwasiat kepadamu agar menjaga Zainab, juga Hasan a.s dan Husein a.s. Jangan Kau bentak mereka berdua, karena mereka akan menjadi anak-anak yatim yang penuh derita. Baru saja kemarin mereka ditinggal oleh Kakek mereka Rasulullah Saww, dan hari ini mereka akan kehilangan Ibu mereka, Fatimah.
Kemudian Imam a.s keluar ke Masjid.

Fatimah a.s berdiri dan memandikan Hasan a.s dan Husein a.s. Ia mengganti pakaian Hasan a.s setelah menyiapkan makanan bagi mereka. Fatimah a.s berkata kepada mereka : “ Keluarlah kalian ke Mesjid”. Fatimah a.s menitipkan Zainab ke rumah Ummu Salamah.

Asma binti Umais berkata: “ Aku melihat Fatimah a.s dan berkata padaku : “ Wahai Asma’, Aku akan masuk ke dalam kamarku ini untuk mengerjakan sholat-sholat sunnahku, dan membaca wirid-wiridku dan Al-Qur’an,”.
“ Bila suaraku terhenti, maka panggillah aku bila aku masih bisa menjawab”. “ Kalau tidak, berarti Aku telah menyusul Ayahku Rasulullah Saww.

Asma berkata : “ Fatimah a.s masuk ke dalam kamar”. Tatkala aku sedang asyik mendengar suaranya yang membaca Al-Qur’an, Tiba-tiba suara Fatimah a.s berhenti.

Aku memanggilnya, Ya Zahra….ia tak menjawab. Hai Ibu Hasan…ia pun tak menjawab. Aku masuk ke kamar dan Fatimah a.s telah terbentang kaku menghadap kiblat, sambil meletakkan telapak tangannya di bawah pipi kanannya. Fatimah a.s menemui ajalnya dalam keadaan dianiaya, syahid dan sabar.
Asma berkata : “ Aku menciumnya dan berkata padanya: “Wahai Tuanku/ Pemimpinku”, Sampaikanlah salamku kepada Ayahmu Rasulullah Saww”.

Saat aku dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Hasan a.s dan Husein a.s yang saat itu masih kanak-kanak pulang dari Masjid.
Saat mereka masuk, Husein a.s yang pertama kali bertanya padaku: “ Asma, Dimana Ibu kami Fatimah a.s?” Aku menjawab: “ Kedua Pemimpinku, Ibu kalian sedang tidur”
Husein a.s berkata: “ Apa yang membuat Ibu kami tertidur disaat ini, saat sholatnya? “ Tidak biasanya ia tertidur di saat ini”.

Aku berkata: “ Wahai Dua Pemimpinku, duduklah hingga aku bawakan makan untuk Kalian”.
Asma berkata: “ Aku letakkan makanan di hadapan Hasan a.s dan Husein a.s”.
Mereka memanggut-manggut, kepala mereka ke arah bawah.
“ Sekarang,……ini makanannya, duhai Hasan, Cahaya Mata, duhai Husein”.
Husein a.s berkata: “ Hai Asma’, dari mana kamu tahu kita makan tanpa ditemani Ibu kami Fatimah a.s?” Setiap hari kita makan bersama Ibu kami Fatimah a.s mengapa hari ini tidak?

Perasaan Husein a.s tidak enak, Ia berlari ke kamar…..
Kemudian Ia duduk di depan kepala Fatimah a.s dan menciumya, Lalu Ia berkata: “ Oh, Ibu, berbicaralah padaku, Aku putra tercintamu…Husein. Ibu….., berbicaralah padaku sebelum rohku keluar dari badanku”.

Husein berteriak : “ Hai Hasan a.s, semoga Allah melipatgandakan pahala padamu atas kematian Ibu Kita Fatimah a.s”.
Imam Hasan a.s dating dan merangkul Ibunya dan menciumnya.
Asma’ berkata: “ Aku masuk kamar….Demi Allah, Husein a.s telah merobek-robek hatiku”. Aku melihatnya menciumi kaki ibunya Fatimah a.s. Dia berkata: “ Ibu…., Berbicaralah padaku sebelum jiwa berpisah dari badanku”.

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun
(dicopy dr catatan tmnku Zain Ali Akbar)

Tidak ada komentar: